Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BRIN dan Universitas Jember Bersinergi dalam Program Akuisisi Pengetahuan Lokal

Jember – Kamis (1/9) bertempat di Auditorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember, dilaksanakan Workshop Akuisisi Pengetahuan Lokal. 

Kegiatan yang terlaksana atas kerja sama antara Direktorat RMPI-BRIN dan FKIP UNEJ ini dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman dan menjaring berbagai konten pengetahuan lokal. 

Pada kesempatan ini juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama antara DBRIN dan FKIP. Kegiatan ini tidak saja diikuti oleh sivitas FKIP Universitas Jember, tetapi juga dari beberapa perguruan tinggi lain yang berada di wilayah Jember dan sekitarnya.

Dalam sambutan, Prof. Dr. Bambang Supeno, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember. Menurutnya, saat ini Universitas Jember sudah berubah, dari satuan kerja menjadi BLU diikuti dengan berubahnya nomenklatur, yaitu dari learning university menjadi research university. Khusus FKIP, mewajibkan dan mengimbau kepada dosen-dosen untuk materi perkuliahan harus mendaftarkan riset. Terkait dengan sumber belajar dari riset maka FKIP berupaya untuk mengonversi hasil riset itu menjadi bentuk buku. 

Di Universitas Jember, FKIP memiliki 10.000 mahasiswa. Dengan demikian, jumlah dosen juga terbanyak, maka diharapkan menghasilkan buku yang banyak juga. 

Namun, dalam prakteknya Universitas Jember hanya memiliki satu penerbit internal yang harus melayani 16 fakultas, tentu saja akan kewalahan. Maka dengan adanya layanan Akuisisi Pengetahuan Lokal dari RMPI BRIN yang bersifat open access, diharapkan akan meningkatkan aksesibilitas dan visibilitas dari buku riset yang berasal dari Universitas Jember.  

Sementara itu, Ayom Widipaminto, S.T., M.T. selaku Plt. Direktur RMPI BRIN menyampaikan bahwa tujuan dari RMPI BRIN berkunjung ke Universitas Jember merupakan salah satu upaya menjaring berbagai konten pengetahuan lokal yang ada di Jember.

Pada kesempatan ini, Ayom juga menjelaskan pemahaman tentang Pengetahuan lokal berdasarkan Peraturan BRIN No. 23 tahun 2022. Menurutnya, pengetahuan lokal adalah pemahaman keterampilan atau filosofi yang mengandung pengetahuan, teknologi, tradisional, maupun kearifan lokal. Untuk itu, diharapkan dengan adanya kerja sama dengan Universitas Jember ini, akan kami dapatkan pengetahuan lokal yang spesifik dan khas dengan wilayah Jember. Harapannya, berbagai pengetahuan lokal ini akan disimpan dalam repositori ilmiah nasional yang bisa diakses seluas-luasnya oleh masyarakat.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Rektor Universitas Jember, Dr. Iwan Taruna, M.Eng. untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara Workshop Akuisisi Pengetahuan Lokal dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara FKIP Universitas Jember dan RMPI-BRIN.

Pada kesempatan tersebut, Rektor yang juga pernah mengenyam pendidikan di IPB ini menyampaikan bahwa wilayah Jember memiliki banyak potensi pengatahuan lokal yang bisa diakuisisi dan dilakukan riset lebih dalam. Seperti contohnya Jember sebagai wilayah penghasil beras, orang zaman dahulu walaupun tidak menggunakan alat ukur bisa mengetahui sebuah gabah cukup kering untuk disimpan atau belum. Pengetahuan lokal seperti inilah yang bisa menjadi pembahasan buku ilmiah. Tentunya dengan adanya informasi layanan ini, bisa meningkatkan produktivitas, aksesibilitas dari hasil riset sehingga bisa terhilirisasi dan tersimpan di repositori ilmiah nasional.   

Memasuki sesi materi pertama yang disampaikan oleh Muhammad Fadly Suhendra, M.Hum., selaku Koordinator Akuisisi Pengetahuan RMPI-BRIN. Peserta dibekali dengan penjelaskan detail mengenai maksud dan tujuan dari Program Akuisisi Pengetahuan lokal. 

Dijelaskan Fadly bahwa program ini dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas publik berupa sumber literasi pengetahuan lokal dalam bentuk buku dan audiovisual; kedua memotivasi masyarakat untuk mendokumentasikan dan mengonversi berbagai pengetahuan lokal menjadi buku atau audiovisual; ketiga meningkatkan visibilitas, aksesibilitas, dan produktivitas publikasi nasional; keempat meningkatkan peran pemerintah dalam penyediaan sumber literasi yang kredibel, mudah, dan merata untuk diakses dan dimanfaatkan; kelima menerapkan sistem penghargaan atas upaya melestarikan pengetahuan lokal.

Selanjutnya untuk materi kedua, Noviastuti Putri Indrasari, M.A. sebagai Subkoordinator Akuisisi Buku memaparkan aspek-aspek penilaian manuskrip dan buku terbit yang diakuisisi oleh RMPI-BRIN. Aspek-aspek tersebut meliputi ruang lingkup dan tujuan buku, kesesuaiaan kandungan isi dengan judul, kedalaman substansi, gaya struktur dan sistematika penulisan, dan kelengkapan anatomi buku. 

Menurut Novi, berdasarkan hasil penilaian nanti maka buku akan dihadapkan dengan 2 skema akuisisi. Skema pertama adalah jika buku mendapatkan nilai yang bagus maka bisa langsung diakuisisi tanpa ada perubahan. Tetapi jika buku tersebut masih belum memenuhi standar yang ditetapkan RMPI-BRIN, maka harus melalui skema kedua, yaitu menerbitkan ulang dengan menyesuaikan isi dan standar RMPI-BRIN.

Kemudian untuk materi ketiga disampaikan oleh Penny Syvania Putri, M.Sn., selaku Koordinator Multimedia RMPI-BRIN yang menjelaskan bahwa saat ini RMPI-BRIN membuka Call for Content Creator. 

Kegiatan ini bertujuan mengajak konten kreator, baik dari akademisi maupun masyarakat umum untuk bisa membuat karya audiovisual di lingkungan BRIN. Dalam pelaksanaannya, konten kreator bisa mengajukan proposal mengenai karya yang akan dibuat, lalu jika disetujui maka  dari BRIN akan memfasilitasi materi yang diperlukan. Namun, biaya operasional ditanggung oleh konten kreator, sebab BRIN baru akan membeli karya jadi yang telah dihasilkan. 

Dalam kesempatan ini juga diumumkan beberapa karya buku yang sudah layak diakuisisi, yaitu sebanyak 16 buku dan beberapa buku yang harus diterbitkan ulang. Dari sini sangat terlihat bahwa Universitas Jember memiliki potensi karya tulis berupa buku dan audiovisual yang sangat mungkin untuk lolos dalam Program Akuisisi Pengetahuan Lokal BRIN. 

Kerja sama BRIN dan Universitas Jember ini tidak saja dalam upaya meningkatkan motivasi penulis dan peneliti untuk menghasilkan buku-buku ilmiah, namun juga untuk memperkaya koleksi repositori ilmiah nasional yang dikelola oleh RMPI.   

(RB/ed:MFS)