Oleh Yuyun Maulidah (Universitas Airlangga)
Judul video : La Galigo: Literasi, Seni dan Memori
Judul Artikel: Pesona La Galigo, Memory of the WorldMasyarakat Bugis
Durasi: 15 menit 28 detik
Bahasa : Indonesia (disertai subtitle bahasa Inggris)
Produser: Penny Sylvania Putri
Sutradara: Muhammad Yunus P.
Tanggal Produksi : 31 Oktober 2021
Produksi : BRIN Indonesia
Indonesia memang terkenal dengan ragam budayanya. Bahkan warisan itu mampu bersaing dalam kancah internasional, salah satunya adalah sureq La Galigo yang ditetapkan sebagai Memory of the world oleh UNESCO karena menjadi manuskrip terpanjang tahun 2011. Sureq La Galigo adalah wiracarita penciptaan suku Bugis yang diwariskan melalui tradisi lisan dan tulisan. Manuskrip ini dituliskan dalam bentuk syair dengan bahasa dan huruf Bugis kuno dengan lontara (aksara Bugis). Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa tulisan ini berasal dari suku Bugis secara umum dan menjadi karya publik sekaligus warisan intelektual orang Bugis.
Ada banyak fakta menarik dari sureq La Galigo yang dijabarkan melalui video dokumenter ini, salah satunya adalah proses pengumpulan naskah yang awalnya tercerai-berai. Pengumpulan naskah ini tak lepas dari peran Benjamin Frederik Matthes—seorang peneliti bahasa dari Belanda—dan Colliq Pujie—putri kerajaan Tanete—untuk menyalin kembali dan mengumpulkan naskah La Galigo dari berbagai tempat dan kerajaan di Sulawesi pada tahun 1852. Kedua tokoh ini menghasilkan sekitar 6.000 halaman atau 300.000 baris teks manuskrip La Galigo. Menurut R.A. Kern, “Koleksi mereka ini hanya 1/3 dari naskah utuh yang sanggup mereka kumpulkan karena Matthes harus kembali ke Belanda pada 2011”. Fakta ini dibuktikan dengan semakin banyak naskah La Galigo yang ditemukan oleh Arsip Nasional padahal tidak ada di naskah yang sudah dikumpulkan. Naskah ini sangat panjang karena setiap tokoh diceritakan secara tersendiri dan mendetail.
Fakta menarik lainnya adalah penulis naskah ini tidak diketahui hingga saat ini. Fakta ini sesuai dengan ciri-ciri karya sastra lama yang ditulis oleh anonim. Meskipun begitu, masyarakat yakin bahwa penulis naskah ini adalah leluhur mereka. Tak hanya itu, sureq La Galigo disebut sebagai karya sastra karena terikat dengan pola suku kata atau pola rima yang digunakan hingga 300.000 bait.
Sureq La Galigo juga memiliki peran dalam sejarah. Naskah ini menceritakan tentang kosmos tiga tempat yang salah satunya berlokasi di Ussu, yang dahulu menjadi pusat Kerajaan Luwu. Pewarisan La Galigo ini tak hanya melalui naskah, melainkan juga dilantunkan menjadi nyanyian dan drama. Budaya-budaya dalam naskah juga semakin berkembang dalam masyarakat Bugis di Sulawesi.
Video berdurasi 15 menit 28 detik ini dilengkapi dengan teks bahasa Inggris dalam setiap penjelasannya. Pembaca tak hanya diedukasi tentang budaya sureq La Galigo, melainkan juga bisa melancarkan bahasa asingnya. Tak hanya itu, penjelasan-penjelasan itu diikuti dengan video-video menarik sehingga edukasi ini terasa menyenangkan.
Penjelasan yang terdapat dalam video dituturkan oleh pakar ahli di bidangnya, yaitu Prof. Nurhayati Rahman (seorang peneliti La Galigo sekaligus Guru Besar di Universitas Hasanuddin), Andi Nilaferawati (Pasureq/penyair La Galigo), Sunarto Ngate (tokoh masyarakat), dan sebagainya. Hal ini membuat fakta yang dituturkan tidak sembarangan. Video dokumenter ini juga diwarnai oleh Andi Muhammad Rum, salah satu keluarga dari Colliq Pujie yang menggambarkan tentang perempuan yang dicap sebagai perempuan ‘pembuat onar’ itu.
Seperti yang tertulis dalam surat Matthes, selain menguasai beberapa bahasa asing, Colliq Pujie juga menjadi penulis beberapa naskah. Sebagai seorang politik, dia sangat anti-Belanda, sedangkan sebagai seorang ilmuwan, dia sangat kooperatif. Oleh karena itu, saat Colliq Pujie diajukan sebagai pahlawan nasional, masyarakat Jakarta menolak karena dianggap bekerja sama dengan Belanda.
Video dokumenter ini dikemas dengan apik oleh BRIN Indonesia. Tak hanya berisi edukasi yang dituturkan oleh ahli tentang sureq La Galigo, video dokumenter ini diwarnai dengan keindahan alam dan kesenian masyarakat Bugis. Hal ini menjadikan video dokumenter ini bisa menjadi sarana edukasi yang menarik. Namun, terdapat beberapa istilah lokal yang belum mendapat penjelasan secara rinci. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menjadi penghambat dalam memahami isinya. Selamat menikmati sajian edukasi ini!